Memaknai Hari Ketupat dalam Hukum Islam
✍️✍️. Rinto Nurkamiden Napu, S.Pd.M.H
BOHUSAMI.ID, LIMBOTO – Mengingat Hari Ketupat semakin marak perayaan di Provinsi Gorontalo khususnya di Wilayah Wilayah tertentu..Lalu seperti apa sejarah hari raya lebaran Ketupat?tradisi memang sudah di Zaman tradisi kuno yakni tepatnya berawal dari Pulau Jawa di Masa Para Wali Songo yakni Sunan Kalijaga. Sehingga turun temurun hingga pelaksanaannya sampai sekarang ini.
Filosofi ketupat dalam bahasa Jawa berasal dari kata kupat yang artinya ngaku lepat, maksudnya mengakui kesalahan.
Selain itu, kupat juga dimaknai sebagai laku papat yang menunjukkan jumlah sisi pada ketupat sebanyak 4 bagian yang diberi nama luberan, laburan, leburan dan lebaran.
Makna dari sisi pertama lebaran adalah berasal dari kata dasar lebar yang artinya membuka pintu maaf selebar-lebarnya bagi sanak keluarga maupun orang lain seperti tetangga. Arti dari sisi kedua luberan berasal dari kata dasar luber yang artinya, melimpah dan member sedekah bagi orang yang memerlukan.
Arti dari sisi ketiga leburan berasal dari kata lebur yang artinya melebur segala dosa maupun kesalahan yang sudah diperbuat sebelumnya Sisi keempat yakni laburan berasal dari kata labor atau kapur yang artinya mensucikan diri sehingga hati dan jiwa kembali menjadi bersih dan terlahir kembali.
Itulah sejarah hari raya lebaran ketupat dan filosofi ketupat dalam bahasa Jawa.
Adapun ada beberapa pendapat dalam pemahaman dan pengertian lainnya tentang ketupat yakni melambangkan hati nurani dan mempererat Silaturahim atau Ketupat merupakan gambaran dari hati. Saat dipotong (ketupat) isinya putih. Itu gambaran dari hati yang udah 30 hari puasa plus minta maaf waktu lebaran. Apalagi dibungkusnya cahaya hati atau lambang Janur Ketupat
namun pada dasarnya hari Ketupat dilaksankan menurut Para orang tua terdahulu itu pertandan rasa syukur ketika seminggu melaksanakan puasa Syawal dan di akhiri Buka Puasa bersama dengan makanan Ketupat saling bersua dan bersilaturahim antara satu sama lain yang tepat pelaksanaannya di Pusatkan di Mesjd.
Nahh..seiring perkembangan Zaman pelaksanaannya sudah menyebar ke rumah warga masing masing akibat kerabat keluarga yang dari Jauh atau mudik ingin bersilaturahim ke kampung halamanya.
Pertanyaanya Kenapa menggunakan menu makanan ketupat? Karena nilai Hostorisnya dan Filosofi dari Ketupat itu sendiri, sesuai kepercayaan dan Makna yang terkandung dari Ketupat Tersebut. Ketupat merupakan beras yang campuran dengan beras Ketan yang sudah ada campuran rempah atau bumbu bumbu yang bahan bungkusannya terbuat dari Janur Kelapa muda yang berbentu segi empat atau belah Ketupat. Keudian dimasak di dalam wajan atau Dandang selama beberapa Jam.
Makna Ketupat Dalam Hukum Islam
Dalam Hukum Islam perayaan Ketupat sangat di anjurkan sebagaimana Hadist Rasulullah SAW..
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164).
Jadi apa yang dilaksankan oleh Orang tua sangat sesuai dengan Hukum Islam dan Sesuai Ajaran Islam untuk melaksanakan puasa Syawal sebagai rasa syukur. Apalagi melihat Moment perayaan Ketupat lebih Mengedepankan Nilai Silaturahim antar sesama sebagaimana di anjurkan dalam Islam yakni Hablul minallah dan Hablul minannas yakni Menjaga Hubungan dengan Tuhan dan antar Sesama Manusia.
Selain Silaturahim ada terselip nilai sedekah nya Jika hari raya Idulfitri identik dengan takbiran dan shalat idul fitri, maka hari raya ketupat dikenal dengan sedekah estafet. Dimana setiap keluarga membuat ketupat untuk dimakan dan disedekahkan kepada kerabat dan penduduk kampung sekitarnya.
Selanjutnya juga Dalam perayaan hari raya ketupat juga mengandung nilai-nilai Maqashid Syari’ah:
Pertama:, hifdzu al-din yang diimplementasikan dengan menegakkan sendi-sendi keislaman dengan sedekah dan silaturahim.
Kedua:, hifdzu al-mal yang mana hari raya ketupat bisa menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar.
Ketiga:, hifdzu al-nafs yang menjadikan setiap insan mempunyai kesempatan untuk berbagi. Tidak ada perbedaan antara si kaya dan si miskin.
Keempat hifdzu al-aql yang pada hari itu otak manusia ternutrisi dengan baik, sehingga mampu memproteksi akal.
Dan yang Kelima adalah hifdzu al-nasl yang secara tidak langsung dengan mengkonsumsi ketupat maka dapat menghasilkan hormon testosteron dan ovarium sehingga bagi yang sudah menikah dapat melangsungkan hubungan suami istri, dari hubungan tersebut merupakan esensi dari menjaga keturunan.
Jadi pada inti nya hari raya ketupat bukanlah agenda yang keluar dari ajaran Islam. Adapun ada hal hal perayaan yang keluarnya dari Ajaran Islam yang salah bukan perayaan nya .. ibarat Hukum atau Undang Undang yang salah bukan Undang Undang nya tapi oknum yang. Melanggarnya.
Hari raya ketupat perlu dilestarikan karena ini moment untuk meningkatkan amal sedekah, mempererat tali persaudaraan dan memiliki nilai-nilai Maqashid Syari’ah.( Oemar Bakrie )