BOHUSAMI.ID, GORUT – Komitmen RSUD dr. Zainal Umar Sidiki Gorontalo Utara dalam menghadirkan layanan tuberkulosis (TB) yang tidak hanya aman secara medis, tetapi juga lebih humanis. Salah satunya melalui Round Table Discussion (RTD) bertema “Penguatan Kompetensi Perawat Ruang Isolasi dalam Pelayanan Tuberkulosis.”
dr. S. Galuh Pawestri, M.Si mewakili Direktur RS menegaskan, bahwa pentingnya pembekalan bagi perawat ruang isolasi yang setiap hari berada di garis depan menghadapi risiko penularan.
“Bekal kompetensi yang lengkap mutlak diperlukan agar pasien merasa aman dan nyaman. Kami berharap forum seperti ini bisa terus dilakukan secara rutin,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, perawat isolasi mendapatkan materi tidak hanya terkait tata laksana TB, tetapi juga strategi pencegahan infeksi serta pendampingan psikologis bagi pasien.
Koordinator Tim TB RSUD ZUS, dr. Ferdiyanto Dayi, Sp.PD menambahkan, perawat isolasi berperan penting tidak hanya dalam merawat fisik, tetapi juga dalam mendampingi pasien melewati masa sulit.
Beban TB di Gorontalo masih tinggi. Data provinsi mencatat, triwulan pertama 2025 terdapat 1.046 kasus TB, dengan 860 pasien sudah menjalani pengobatan. Di Gorontalo Utara, hingga Agustus 2025, ada 318 pasien TB yang masih menjalani terapi.
Lonjakan kasus tersebut menegaskan pentingnya ruang isolasi yang aman, nyaman, dan bermutu. Sejak awal 2025, RSUD ZUS fokus mengembangkan ruang isolasi terpadu sebagai prioritas layanan agar penanganan TB bisa lebih efektif sekaligus humanis.
Melalui kegiatan RTD ini, manajemen RSUD ZUS menegaskan kembali komitmen mereka untuk terus mendukung perawat isolasi dengan kompetensi terbaik demi pelayanan TB yang berkualitas sekaligus menjaga keselamatan tenaga kesehatan. (***)
