Urgensi Generasi Muda; dalam Memahami Budaya Kearifan Lokal Gorontalo.
Oleh: ✍️ Rinto Nurkamiden Napu,S.Pd, MH
BOHUSAMI.ID, GORONTALO – Sebagai Generasi Muda dan Putra Daerah yang di lahirkan di Hulondhalo harus menjaga Falsafah Gorontalo yakni Adat bersendikan Sara’ dan Sara’ bersendikan Kitabullah Generasi muda merasa tertantang untuk menjaga falsafah ini.
Masyarakat Gorontalo, para pemuda sudah Pudar memahami tradisi Nenek moyang yang berasaskan nilai-nilai agama khususnya Agama yang Berbudaya Islam, budaya hari ini telah terkikis oleh perkembangan Zaman yang lambat laun mengarah pada luntur dan rusaknya tatanan kemurnian budaya yang sebagai mana telah di wariskanoleh para leluhur dahulu kala.
Perlu di ketahui bahwa Gorontalo merupakan urutan ke 9 dalam daftar 19 daerah seluruh Indonesia Adat di Indonesia. Pengakuan ini tertulis dalam Het Adatrecht Van Nederlands Indie.
Adapun beberapa bentuk tradisi adat yang berkembang dan menarik perhatian Umum dalam pelaksanaan Adat khususnya di Gorontalo adalah Ritual Keagamaan, Upacara adat kebesaran, upacara adat tradisional dan Adat perkawinan. Setiap tradisi Adat budaya Gorontalo dilaksanakan berdasarkan dan di sesuaikan yang tertulis dalam Alqur’an dan Sunnah Nabi, Sehingga kedudukan adat memiliki peranan penting untuk mengatur proses kehidupan manusia di masyarakat.
Salah Satu Upacara Adat
Banyak hal yang menarik dalam pelaksanaan adat di Gorontalo antara lain dalam hal prosesi Adat perkawinan Gorontalo yakni terdiri dari :
Mongilalo (Mengenal /Menilik Calon), Molinelo/Mohabari(memperlancar jalan/mencari kepastian), Moduulohupa(Musyawarah orang tua kedua belah pihak), Baalanga(Penyampaian hari pelaksanaan peminangan), Tolobalango(Peminangan), Dutu(Hantaran Harta), Dilonggato(mengantarkan konsumsi serta pernikahan) Mopotilantahu(Malam pertunangan) Akaji(Akad), Mopopipidu(Sanding Pengantin), Modelo(Membawa pengantin) Mopotuluhu(Menidurkan mempelai wanita) Mohama(Menjemput kedua mempelai untuk tidur di rumah orang tua Pria).
Dengan melihat begitu rangkaian nya adat perkawinan Gorontalo, sehingga perlu pemahaman karena melihat kondisi hari ini hanya beberapa saja yang dilakukan dalam adat perkawinan Gorontalo, Contoh : Tolobalango, Dutu, Akadji dan mohama,,sehingga pertanyaan: apakah ini akibat dari Tingginya Perceraian di Zaman Now? Dalam prosesi adat perkawinan Gorontalo tidak dilakukan seutuhnya …di bandingkan dengan perkawinan orang tua terdahulu tidak terdengar dan kurang terjadinya perceraian.
Sehingga para Generasi Muda sangat Urgent untuk mempelajari dan Memahami Budaya Gorontalo demi Regenerasi atau Berkelanjutan Budaya Gorontalo.
Sekian dan berlanjut…. 😇







