Pasang Iklan? Contac Person WA: 081341511701

Di Stadion Klabat yang Remang, Gubernur Yulius Buka Porprov XII Sulawesi Utara

BOHUSAMI.ID l, MANADO – Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus membuka Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII di Stadion Klabat, Manado.

Pembukaan acara ini diawali dengan musik kolintang dari Sanggar Balontar, Kota Tomohon, menyambut kedatangan Gubernur Yulius, dan kemudian atraksi tari Tolu yang dibawakan oleh salah satu sanggar.

Selanjutnya drum band Politeknik Pelayaran Sulawesi Utara menyajikan pertunjukannya, diikuti defile peserta dari 15 kabupaten / kota di Sulut pada acara yang berlangsung Rabu (19/11/2025) sore menjelang malam.

Laporan Ketua Panitia Porprov XII, Richard Sualang, yang juga Wakil Wali Kota Manado menjadi mata acara selanjutnya, sebelum sambutan Wasekjen KONI Pusat, Achmad Saifudin dan pembukaan oleh Gubernur Yulius Selvanus.

Dalam laporannya, Richard Sualang melaporkan Porprov XII memperlombakan
405 nomor pertandingan diikuti 4.097 atlet, 1.224 official dan pelatih. Lomba digelar di 28 venue dan sudah dimulai sejak 17 Nomber lalu.

Dalam sambutan, Gubernur Yulius mengajak atlet peserta Porprov XII berprestasi lebih baik, agar saat PON nanti, Sulawesi Utara dapat kembali berada di jajaran elit olahraga nasional.

“Saya sudah launching Persma 1960 sebagai penanda kebangkitan olahraga Sulawesi Utara,” ujarnya sambil menyebut cabang terjun payung, tinju, biliar, karate, sepakbola, taekwondo dan sejumlah cabang yang pernah membawa besar daerah ini.

Gubernur Yulius mengatakan sudah menginstrksikan semua kepala daerah untuk membangun atau melengkapi fasilitas olahraga di daerahnya.

“Saya punya target, Sulut harus jadi tuan rumah penyelenggaraan PON. Makanya kalian harus terus menempatkan diri. Pemprov dan seluruh kabupaten/kota siap menunjang kalian,” paparnya.

Seluruh rangkaian acara ini berlangsung dalam keremangan. Stadion kebanggaan itu hanya diterangi lighting panggung ditunjang sembilan bohlam di tribun utama.

Sedangkan tribun penonton di kiri dan kanan panggung utama, sama sekali tanpa penerangan. Empat standing lighting hanya di depan tribun dan mengarah ke lapangan utama, tempat seluruh rangkaian acara dilangsungkan.

Defile peserta juga “terpaksa” harus melalui stage utama yang dihiasi aneka lampu, dan baru terlihat jelas saat melewati tribun kehormatan.

Kondisi remang ini sempat mengundang tanya sejumlah warga yang datang menyaksikan acara tersebut.

Kemeriahan Stadion Klabat tak terlihat dan seolah hanya sarana di perkampungan saja. Empat menara lampu yang terpasang di sudut-sudut stadion, sama sekali tak menyala.

Noven, Humas PT PLN Sulutenggo yang dikonfirmasi soal keremangan tersebut sebagai minimnya dukungan penerangan dari PLN, menepisnya.

Dia menjelaskan jika pihaknya sudah menyiapkan 250 kVA sesuai permintaan panitia. “PLN hanya menyiapkan daya listriknya, untuk penerangan bisa cek ke panitia,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.

Sedangkan Sekretaris Kota (Sekkot) Manado dr. Steaven Dandel yang dikonfirmasi terpisah seusai acara mengungkapkan, meski berada di Kota Manado, namun Stadion Klabat adalah aset milik Pemprov.

Menurut dia, untuk acara ini Pemkot Manado terpaksa hanya mengandalkan lampu sewaan. “Tak ada rotan, akar pun jadi,” ujarnya berperibahasa.

Meski remang-remang, pembukaan acara ini cukup meriah dengan sejumlah atraksi sesudah kickoff oleh Gubernur Yulius sebagai penanda pembukaan.

Sejumlah pejabat provinsi maupun kabupaten/ kota nampak menghadiri. Penampilan Coco Lense pun hanya disaksikan sebagian peserta devile, sementara banyak di antaranya yang sudah pulang.(dki)

Share:   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *