BOHUSAMI ID, MANADO – Pemilihan Nyong Noni Sulut (PNNS) yang akan dihelat 7 – 13 September 2025 akan menyuguhkan perfoma kultural yang padu dan harmoni.
Khusus malam final yang digelar 13 September 2025 di Manado Convention Center (MCC), sepanjang acara akan disuguhkan gelora seni budaya daerah. Dikemas spektakuler untuk mewarnai penampilan para finalis Nyong Noni Sulut di atas catwalk.

Hal ini disampaikan Ketua Panitia PNNS, Dr Hendrik Manossoh, Kamis (14/8/20025) siang usai melakukan technical meeting online antara panitia dengan para kepala dinas pariwisata kabupaten/kota selaku official peserta Nyong dan Noni Sulut 2025 dari masing-masing daerah.
‘’Hampir semua kabupaten dan kota akan mengutus peserta. Mereka sudah tahu, pada malam final akan ada pergelaran seni budaya. Dan pada malam final nanti, para peserta juga akan memeragakan busana daerah masing-masing,’’ urai Opo – sapaan khas Hendrik Manossoh, penyandang predikat Nyong Sulut 1994.
Lebih lanjut Opo menegaskan, PNNS 2025 merupakan pemilihan ke-50. Oleh karena itu, mata rantai prosesi pemilihan hendak dikembalikan kepada konsepsi awal. Selain dilaksanakan dengan dinamis sebagai sebuah perhelatan untuk menghibur warga Nyiur Melambai dengan menghasilkan pemenang yang nantinya sebagai duta daerah, seremoni acara final harus benar-benar berkualitas.
‘’Harus menyuguhkan performa kultural, harus ada pergeleran seni budaya daerah. Maka PNNS 2025 menjadi momentum mendukung misi Asta Cita Budaya, merupakan upaya pemajuan kebudayaan,’’ jelas putra Nusa Utara kelahiran Tabukan Utara tersebut.
Menurut Opo, pergelaran seni budaya pada acara final PNNS 2025 akan dikemas secara padu dengan setiap sesi penampilan catwalk para finalis Nyong Noni Sulut 2025. Perpaduan kemasan tersebut menjadikan PNNS 2025 menjadi sebuah pertujukan ‘orkestra pemajuan kebudayaan’.
Artinya, kata Opo lebih lanjut, malam final PNNS 2025 merupakan perpaduan pertunjukan yang harmoni.Di atas panggung ada suasana masa yang menampilkan potensi kultur Sulawesi Utara. ‘’Inilah yang saya maksudkan dengan okrkestra pemajuan kebudayaan,’’ tegas Opo.
Adapun pada acara puncak PNNS 2025, dari halaman gedung, para undangan dan warga Sulut yang datang menonton sudah dijemput dengan tari Kabasaran. Dekorasi moderen tetapi panggung disetting dengan nuansa kultural.
Disebutkan lebih lanjut, pada opening acara malam final Nyong Noni Sulut 2025, undangan akan disambut dengan atraksi tarian Kabela, disusul dengan tarian Pisok dan penampilan musik kolintang dan lagu-lagu yang akan dipersembahkan oleh Major Nine, kelompok musik kolintang papan atas Sulawesi Utara.
Lebih lanjut, para finalis Nyong Noni Sulut 2025 mengenakan busana adat dari daerah masing-masing tatkala mereka memperkenalkan diri. Kemudian ada atraksi tari Barongsai begitu para finalis meninggalkan panggung.
Antara kerlip-kerlip lampu, di atas catwalk ada penampilan dari para pendukung acara. Semuanya menyuguhkan potensi seni budaya Sulut. Ada dua penyanyi muda Sulut berbakat sebagai bintang tamu. Mereka akan melantukan lagu-lagu dari berbagai daerah di Sulawesi Utara.
Pada sesi-sesi selanjutnya usai para finalis Nyong Noni Sulut 2025 memeragakan busana malam, penonton akan dihibur oleh pertunjukan Masamper, Ampat Wayer, dan tari-tarian dan lagu-lagu daerah yang disuguhkan penuh harmoni.
Pertunjukan seni budaya daerah akan komplit di atas panggung saat menanti juri berembuk dan menanti pengumuman pemenang Nyong Noni Sulut 2025. Oleh karena gelaran seni budaya menjadi bagian dari PNNS 2025, panitia menambah satu item pemenang, yaitu Nyong dan Noni Kebudayaan.(dki)







