Pasang Iklan? Contac Person WA: 081341511701

Di Forum Kenya-Indonesia-Jerman, Caroll Senduk Paparkan Geothermal Lahendong

BOHUSAMI.ID, TOMOHON – Wali Kota Caroll J. A. Senduk mengatakan, Kota Tomohon menjadi sentral bagi pengembangan energi panas bumi yang menghasilkan listrik bagi kebutuhan Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah (Sulutenggo).

Demikian dikatakan saat menghadiri pembukaan ‘The Third Exchange South-South Triangular Cooperation on Geothermal (SSTC GEO Kenya–Indonesia–Germany).

Kegiatan internasional ini adalah kerjasama segitiga antara Kenya, Indonesia, dan Jerman, yang berfokus pada pengembangan energi panas bumi secara berkelanjutan dan inklusif. Kota Tomohon dan Manado menjadi tuan rumah tahun ini.

Dalam sambutannya, Wali Kota Caroll Senduk menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada Kota Tomohon menjadi tuan rumah bersama kegiatan pertukaran pengetahuan internasional tersebut.

“Terima kasih atas kesempatan menjadi bagian program penting ini, yang berfokus pada pengembangan panas bumi berkelanjutan dan inklusif,” ujar Wali Kota, Senin (10/11/2025) di Manado.

Program SSTC GEO berada di bawah proyek Renewable Energy Mini-Grids in South-South Triangular Cooperation in Indonesia (ENTRI).

Kegiatan ini telah diselenggarakan sebelumnya di Bandung (November 2024) dan Kenya (Agustus 2025), dan kini memasuki tahap ketiga di Manado–Tomohon (November 2025).

Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Tomohon memaparkan potensi besar energi panas bumi di Kota Tomohon yang menjadi pusat wilayah kerja Panas Bumi Lahendong, dengan kapasitas produksi mencapai 120 megawatt, atau lebih dari 40 persen sistem kelistrikan Sulutenggo (Sulawesi Utara, Tengah, dan Gorontalo).

Menurutnya, pemanfaatan energi panas bumi di Tomohon telah mendorong kemajuan di berbagai sektor, antara lain:

  • Agroindustri, melalui Pabrik Gula Aren Masarang yang memanfaatkan air limbah panas bumi (geothermal waste brine) untuk mendukung petani lokal dan ekonomi pedesaan.
  • Pariwisata, dengan objek seperti Danau Linow dan Pemandian Air Panas Lahendong yang menarik lebih dari 150.000 wisatawan setiap tahun.
  • Pemberdayaan masyarakat, di mana dana hasil bagi panas bumi lebih dari Rp 69 miliar sejak tahun 2022 telah dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan program kesehatan.

Lebih lanjut, Wali Kota menyampaikan harapan agar revitalisasi Pembangkit Listrik Siklus Biner Tondangow dapat terwujud melalui kolaborasi antara Direktorat Jenderal EBTKE, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), GIZ Jerman, serta masyarakat lokal.
Proyek ini diharapkan menjadi model pembangkit listrik mikro berbasis komunitas.

Di akhir sambutannya, Wali Kota Caroll didampingi Kabag Administrasi Pembangunan Setda,Harriet Rumagit Marzan, mengundang para mitra dari Kenya dan Jerman bersama-sama merancang proyek percontohan pemanfaatan langsung energi panas bumi, seperti pusat pengeringan geothermal, desa hijau, dan taman edukasi, menuju visi bersama: energi bersih, inklusif, dan berkelanjutan bagi semua.

Pembukaan kegiatan ditandai dengan pemukulan alat musik kolintang, sebagai simbol kolaborasi dan semangat harmoni antarnegara peserta.

Acara tersebut turut dihadiri Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Republik Indonesia, perwakilan Pemerintah Jerman (GIZ), delegasi dari Kenya, para narasumber, serta undangan.(*/dki)

Share:   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *