"Marhaban Ya Ramadhan" Keluarga Besar Media Bohusami Group Mengucapkan: Selamat Menjalankan Puasa Ramadhan 1446 H - 2025 M

Penculikan Bayi pada 1980-an di Minahasa, Jadi Inspirasi Film Mariara. Ini Kisahnya……

BOHUSAMI.ID, Manado – Alkisah, di sebuah Wanua (nama perkampungan di Minahasa zaman dulu) di Tanah Malesung, sebutan lain untuk Minahasa; suatu peristiwa terjadi dan sangat menghebohkan. Bukan saja di tempat itu, namun kejadian yang tak masuk di nalar ini menyebar hingga ke daerah-daerah sekitar.

Betapa tidak, seorang bayi yang tengah ditinggal sebentar oleh orang tuanya, tiba-tiba raib entah ke mana. Padahal, ibu-ayahnya hanya pergi ke dapur untuk makan, seperti yang mereka lakukan selama ini.

Saat itu memang mulai beranjak malam. Tapi, kedua pasutri tak merasa khawatir. Selain karena sudah rutin seperti itu, di dekat bayinya sudah diletakkan gunting, cermin dan ditambah dengan irisan jeruk purut kering serta potongan jahe merah yang juga kering, di tuskkan peniti dan kemudian disematkan di pakaian bagian atas bayinya.

Begitu memang anjuran orang tua mereka. Ritual wajib yang harus dilaksanakan bagi pasutri yang memiliki orok bayi. “Perangkat” tersebut diyakini mampu menolak roh-roh jahat yang akan mengganggu bayinya. Gunting, cermin, jeruk purut dan jahe merah kering itu dipercaya memiliki kekuatan penangkal yang sakti mandraguna.

Tapi, kejadian malam itu, mementahkan semua penolak bala tersebut. Karena, tak ada jejak binatang buas, seandainya bayi mereka digondol pemangsa daging yang memang masih suka berkeliaran di kampung itu. Semuanya masih tertata rapi. Demikian juga tak sedikitpun terdengar suara, baik tangisan bayi ataupun dobrakan pintu-jendela, jika ada penculik yang masuk.

Orang tua serta para tetua kampung yang datang kemudian setelah dilapori, berkesimpulan jika perbuatan itu merupakan ulah si Mariara. Seseorang yang memiliki ilmu hitam yang sering menjadi bayi sebagai “penguat” ilmunya.

Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sang Mariara dapat melumpuhkan seseorang bahkan sekelompo orang. Ilmunya pun dapat “disewa” untuk mencelakai orang tertentu oleh pihak yang menyenanginya.

Korbannya tak pilih-pilih. Siapa saja, termasuk mereka yang melayani di rumah peribadatan. Apalagi bila ada orang baru yang dianggap mengancam kedudukannya, di lembaga apapun, Mariara dapat dimintakan “pertolongannya.”

Hilangnya bayi itu kemudian dihubung-hubungkan dengan ritual lainnya, “tanam kepala”. Konon, diyakini kepala seorang bayi, yg belum mengenal dosa itu, akan sangat “bertuah” melindungi bangunan-bangunan tertentu jika potongan kepalanya ditanam bersama pondasi. Biasanya pada pekerjaan jembatan atau gedung besar.

Kejadian pada 1980-an inilah yang menjadi inspirasi naskah film Mariara ditulis. Sutradara Veldy Reynold mengakui, sebenarnya ada banyak “cerita kampung” yang telah akrab di masyarakat Minahasa.

Para pegiat budaya menuturkan, praktik seperti Mariara, Mamuis maupun ritual-ritual klenik warisan nenek moyang bangsa Minahasa ini masih tetap ada meski zaman sudah masuk pada era digital.

“Meski agama sudah lebih dari 200 tahun masuk di Tanah Minahasa, namun praktik okultisme ini tidak lantas hilang. Segelintir orang masih menjalankan ritual-ritual Alifuru yang dianut sebelumnya, sehingga cara-cara ala Mariara itu tetap lestari,” tutur salah satu pemerhati budaya dalam tayangan di medsos.

Diangkatnya Mariara sebagai tema sekaligus judul filmnya, menurut Veldy karena selain ingin menyajikan kisah yang masih akrab di masyarakat Minahasa, lewat film ini dia juga mau menyisipkan pesan religius di dalamnya.

“Agar jangan ada yang beranggapan bahwa jika sudah di dalam gedung gereja, itu sudah aman, iblis tak dapat masuk. Ingat, sanubarilah benteng itu, di situlah Roh Kudus berdiam. Jadi bukan gedungnya,” tutupnya sambil tersenyum.

Film Mariara dijadwalkan tayang di jaringan bioskop XXI pada 28 November mendatang. Mariara film yang diproduksi Gorango Pictures sepenuhnya dikerjakan dan dibintangi anak-anak Manado. Veldy Reynold sebagai sutradara, sementara produsernya adalah Merdy Rumintjap
( dki)

Share:   

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *