IFW: Usut Tuntas, Rugi Telkom Membengkak Akibat Investasi di GOTO

Bagikan:

JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) kembali mencatatkan kerugian besar yang belum terealisasi (unrealized loss) dari investasinya di PT Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sepanjang kuartal II/2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis pada Selasa (30/7), kerugian tersebut meningkat drastis dari Rp 403 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp 857 miliar pada kuartal II/2024. Dengan demikian, total kerugian sepanjang semester I/2024 membengkak hingga 112,65 persen.

Kerugian ini semakin mencolok jika dibandingkan dengan harga pembelian saham GOTO oleh Telkomsel (anak usaha Telkom) seharga Rp 270 per lembar saham senilai Rp 6,4 triliun pada 2020-2021, sementara saat ini harga saham GOTO berada di kisaran Rp 50.

Indonesia Financial Watch (IF), lembaga swadaya masyarakat yang fokus memonitor dan menyoroti kinerja finansial BUMN, lembaga pemerintah dan berbagai kejanggalan entitas bisnis lainnya, menduga keras investasi Telkomsel di GOTO mengandung potensi konflik kepentingan, mengingat salah satu pemilik dan pengurus GOTO adalah Garibaldi Thohir, kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir.

Dalam laporan keuangannya, Telkom menjelaskan bahwa nilai wajar investasi Telkomsel di GOTO menggunakan nilai pasar saham GOTO sebesar Rp 50 per saham. “Jumlah rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar investasi Telkomsel pada GOTO pada 31 Juni 2024 adalah sebesar Rp857 miliar,” tulis BUMN dengan kode emiten TLKM di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut.

Kerugian ini disajikan sebagai rugi yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi dalam laporan laba rugi konsolidasian. Perlu dicatat, nilai kerugian investasi ini dibukukan secara kuartal ke kuartal dan belum mencerminkan kerugian total sejak awal investasi.

Berdasarkan catatan, Telkom melalui Telkomsel mulai melakukan investasi pada GOTO melalui obligasi konversi tanpa bunga sebesar US$ 150 juta pada 2020, yang kemudian dikonversi menjadi saham pada saat merger antara Gojek dan Tokopedia menjadi GOTO pada 2021. Setelah GOTO menjadi perusahaan publik pada 2022, nilai sahamnya terus menurun. Hal ini menyebabkan Telkomsel mencatatkan kerugian yang belum direalisasikan dari perubahan nilai wajar investasi sebesar Rp6,74 triliun pada 2022. Pada akhir Juni 2024, kerugian ini mencapai Rp857 miliar.

Koordinator Indonesia Financial Watch (IFW), Abraham Runga Mali, menyatakan bahwa Telkomsel saat ini memiliki 23,7 miliar lembar saham GOTO, yang dibeli dengan harga Rp270-an per lembar. “Sekarang Telkomsel gigit jari karena harga saham GOTO hanya di kisaran Rp50-an,” ujar Abraham, dalam keterangan pers tertulis, Selasa (6/8).

Abraham juga menyoroti akumulasi rugi GOTO yang mencapai Rp209,7 triliun per 31 Maret 2024, yang menunjukkan bahwa GOTO tetap merugi sejak didirikan. “Saat ini, sinergi macam apa yang bisa diharapkan dari perusahaan yang terus merugi seperti GOTO? Karena Telkomsel dikendalikan oleh Telkom, semua kerugian akibat investasi di GOTO ini tercantum dalam laporan keuangan Telkom,” tambah Abraham.

Abraham menduga adanya potensi konflik kepentingan antara Menteri BUMN Erick Thohir dan kakaknya, Garibaldi Thohir sebagai salah satu pemilik dan petinggi GOTO menjadi salah satu faktor yang melatari performa jelek kinerja keuangan Telkom .

“Penegak hukum dan pihak terkait lainnya perlu memeriksa dan mengusut jika pada akhirnya memang ditemukan indikasi atau dugaan adanya fraud di balik potensi rugi besar yang diderita Telkom dalam kaitan investasinya di GOTO,” ujar Abraham.

Abraham lalu menyinggung tentang klaim kedaulatan digital Indonesia yang kerap dikampanyekan. “Jangankan menang dalam merebut kedaulatan digital, merebut kedaulatan harga sahamnya sendiri saja tidak bisa,” sindirnya.(dki)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *